Kamis, 05 April 2012

RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN


Definisi rencana pelaksanaan program kesehatan
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah.
Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di dalam (internal) organisasi. (sumber Muninjaya,gde.2004. Manajemen Kesehatan : Jakarta)Analisis situasi dalam hal ini dilakukan untuk mengahsilkan rumusan tujuan (setting strategic and operational objectives) untuk arah pengembangan organisasi.Setelah tujuan straregis dan operasional dirumuskan, tim perencana kemudian merancang program pengembangan (program atau product design) yang dibutuhkan organisasi dalam hal ini di bidang kesehatan.


Manfaat perencanaan program kesehatan
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika organisasi  pelayanan kesehatan memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui :
  1. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya.
  2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.
  3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya.
  4. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.
  5. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dibahas.
Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai berikut :
  1. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur.
  2. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
  3. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan berbagai standar.
  4. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.

Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi pelayanan kesehatan juga perlu memahami bahwa perencanaan memiliki kelemahan yaitu :
  1. Perencanaan memiliki keterbatasan mengukur informasi dan fakta-fakta dimasa yang akan datang dengan tepat.
  2. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.
  3. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf karena harus menunggu dan melihat hsil  yang akan dicapai
  4. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan berikutnya.
  5. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil oleh staf.
Dengan perencanaan yang tersusun lengkap, seorang top menejer dan staf akan mengetahui dengan jelas arah sebuah program kegiatan. Mereka akan mengetahui jenis dan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan program, jumlah dan kualifikasi staf yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan program tersebut, model kepemimpinan yang perlu dikembangakan, komunikasi dan model pengawasan yang harus dilaksanakan oleh top menejer atau mereka yang diserahi tugas sebagai penanggung jawab program. Karena perencanaan juga mengandung keuntungan dan kerugian, para menejer program sebaiknya mengantisipasi hambatan tersebut pada saat penyusunan rencana. Jika hal tersebut memang terjadi, hambatan tersebut akan menghambat pelaksanaan program atau proyek dilapangan. Hal ini harus sudah diwaspadai dan diantisipasi sebelumnya oleh para penyusun perencanaan.

Proses perencanaan pelaksanaan program kesehatan
Menurut proses umum tersebut, perencanaan strategis mempunyai empat unsur, yaitu:
1.      Visi dan misi,
2.      Hasil kajian lingkungan (eksternal, dan internal, serta asumsi yang dipakai),
3.      Isu-isu strategis, dan
4.      Strategi-strategi pengembangan.


Tiap unsur dibahas lebih rinci di bagian berikut.

Visi dan misi
Unsur ini biasanya dimulai dengan visi (vision), dan disusul oleh misi (mission). Karena sulitnya menuliskannya dalam kata-kata, seringkali visi tidak dituliskan, tapi langsung dikemukakan misinya. Kadangkala pernyataan visi diganti dengan tujuan umum (goals) yang ditempatkan sebelum rumusan strategi. Sekali lagi perlu dicatat disini bahwa tidak ada standar baku proses perencanaan strategis, yang dalam khazanah pustaka banyak versi dalam hubungan antara visi. misi, tujuan dan strategi
"Visi untuk suatu institusi merupakan perwujudan yang institusi tersebut ingin menjadi pada suatu waktu di masa depan bila impian dan aspirasi dari yang memegang kepemimpinan telah membuahkan hasilnya. Visi tersebut dapat saja meliputi jalur-jalur alternatif institusi tersebut akan mengikuti dan tentu saja
mungkin tidak konsisten dengan kondisi internal saat ini. Visi tersebut dapat juga meliputi hal-hal yang hanya sedikit (bila ada) pemimpin yang berpendapat bahwa visi akan terwujud dengan cara yang dijelaskan pada saat ini. Hal ini disebabkan karena perubahan teknologi atau perubahan perundang-undangan yang membuat sulit, bahkan tidak mungkin, untuk mempunyai gambaran yang jelas dan rinci tentang wujud visi tersebut" ( Hunt dkk 1997: 51-52).
Misi. Bryson (1988: 96) membedakan misi dengan visi dengan penjelasan sebagai berikut: "Misi... menjelaskan maksud (purpose) organisasi dan mengapa (why) perlu melakukan yang dikerjakan saat ini; sedangkan visi menjelaskan seperti apa (what) organisasi tersebut akan menjadi [di masa depan] dan bagaimana (how) organisasi tersebut akan berperilaku (behave) ketika misinya tercapai." Secara singkat, misi menunjukkan "apa yang dilakukan" atau "daftar dan karakteristik layanan yang diberikan". Dengan demikian, misi ditulis sebagai "kata kerja".

Hasil Kajian Lingkungan
Bagian ini meliputi paling tidak terdiri dari hasil kajian lingkungan eksternal (berfokus pada peluang dan ancaman), dan hasil kajian lingkungan internal (menekankan pada kekuatan dan kelemahan). Bagian rencana strategis ini akan lebih lengkap bila ditambah dengan hasil evaluasi implementasi rencana strategis yang lalu, dan asumsi-asumsi yang dibuat. Sebagai catatan: salah satu karakter tipe perencanaan strategis adalah adanya keterlibatan semua pihak yang terkait (stakeholders). Dalam hal perencanaan strategis perkotaan, pihak-pihak tersebut terdiri dari Pemerintah (Pusat dan Lokal) dan warga kota (individual, maupun kelompok masyarakat serta dunia usaha/ bisnis).
Gordon (1993: 27-28) menyarankan hal-hal berikut ini menjadi topik perhatian dalam kajian lingkungan, yaitu:
1.         Perekonomian dan Keuangan
2.         Kependudukan
3.         Teknologi
4.         Perundang-undangan
5.         Sosial budaya
6.         Kompetisi
7.         Manajerial
8.         Fisik dan lingkungan
9.         Lain-lain.
Isu-isu Strategis
"Isu-isu strategis adalah isu-isu yang berkaitan dengan keterkaitan antara organisasi yang dikaji dengan lingkungannya [internal maupun eksternal] yang isu-isu tersebut banyak mempengaruhi organisasi tersebut. Maka semua isu strategis adalah penting, tapi tidak semua isu penting adalah strategis."




Strategi-strategi pengembangan
Bila perencanaan strategis tidak menggunakan visi, maka biasanya sebelum
merumuskan strategi, perlu disusun tujuan umum (goals). dan sasaran (objectives) lebih dulu.

Tujuan Umum
 Tujuan merupakan pernyataan umum tentang keadaan organisasi pada suatu waktu di masa depan (misal: 5 tahun lagi). Tujuan organisasi dapat berubah dari waktu ke waktu, tapi tidak biasa bila perubahan tersebut terjadi secara lambat atau dalam peningkatan sedikit demi sedikit saja (in small increments).

Sasaran


 Sasaran (objectives) bersifat spesifik dan terukur; satu tujuan dapat mempunyai lebih dari satu sasaran. Sasaran berjangka pendek dan mencerminkan cara mencapai tujuan dan mensukseskan rencana. Sasaran dapat pula dirinci lagi menjadi sub sasaran serta subsub sasaran, bila perlu.

Strategi

Strategi dapat dipikirkan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumberdaya yang menunjukkan jatidiri suatu organisasi, hal-hal yang dilakukannya, dan alasan melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian, strategi merupakan perluasan dari misi untuk menjembatani antara organisasi tersebut dengan lingkungannya. Strategi umumnya dibuat untuk menanggapi isu strategis, yaitu merupakan garis besar tanggapan organisasi tersebut terhadap pilihan kebijakan yang fundamental. (Bila pendekatan tujuan
umum yang dipakai, maka strategi dirumuskan untuk mencapai tujuan tersebut; dan bila pendekatan visi yang dipakai, maka strategi dikembangkan untuk mencapai visi tersebut).

Pemantauan dan Evaluasi


Rencana implementasi atau rencana tindakan merupakan cetak biru bagi pemda dalam melaksanakan pembangunan kota. Sepanjang pelaksanaan rencana, data dan informasi tentang hasil-hasil pelaksanaan tindakan perlu dikumpulkan, dievaluasi, dan bilamana perlu, dilakukan tindakan untuk mengendalikan. Hasil evaluasi dapat juga menjadi umpan balik (pelajaran yang dapat ditarik) bagi putaran proses perencanaan berikutnya.

Pengendalian dan Umpan Balik


Hasil evaluasi mendikte kegiatan pengendalian (apakah sudah perlu ada koreksi terhadap tindakan yang sedang berjalan?). Mekanisme pengendalian dapat disiapkan sebelum rencana diimplementasikan, atau selama implementasi, atau setelah implementasi satu putaran selesai dilakukan. Hasil evaluasi dan pengendalian menjadi akumulasi pengetahuan (pengalaman) bagi organisasi yang pada akhirnya akan menajamkan ketepatan dalam membuat rencana di masa depan.
Umpan balik pengalaman pada akhirnya juga akan meningkatkan kualitas metodemetode yang dipakai dari suatu tahun ke tahun berikutnya. Umpan balik yang berupa data/informasi menjadi bahan bagi kajian lingkungan pada putaran proses perencanaan berikutnya (yang secara kontinyu berjalan terus).




Rencana Kontingensi (mengantisipasi berbagai kemungkinan)


Perlu juga dipikirkan bila rencana yang telah disusun, karena sesuatu hal, tidak dapat berjalan baik. Misal asumsi meleset atau prediksi dalam kajian lingkungan ternyata tidak betul (misal terjadi krisis kepercayaan terhadap pemda, atau krisis ekonomi yang datang tiba-tiba). Dalam hal ini perlu disusun alternatif rencana untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Alternatif-alternatif rencana dengan situasi “what if?” tersebut disebut sebagai rencanarencana kontingensi (contingency plans).

Teknik perencanaan program kerja

Melakukan Pengumpulan Data


1.         Mendengarkan keluhan masyarakat melalui pengamatan langsung kelapangan. Data ini bersifat kualitatif dapat dipakai untuk mendukung (verifikasi) data kuantitatif yang sudah dikumpulkan.
2.         Membahas langsung masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang akan dikembangkan bersama tokoh-tokoh formal dan informal masyarakat setempat.
3.         Membahas pelaksanaan program kesehatan masyrakat di lapangan, bersama para petugas lapangan kesehatan (bidan di desa), petugas sektor lain (PLKB, Staf Lapangan Pertanian, Guru, dsb) atau bersama dukun bersalin yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
4.         Membaca laporan kegiatan program kesehatan pada pusat-pusat pelayanan kesehatan di suatu wilayah.
5.         Mempelajari peta wilayah, sensus penduduk, statistik kependudukan di Kecamatan, Laporan khusus, hasil survei, peraturan-peraturan atau petunjuk pelaksanaan (Juklak) program kesehatan dan laporan tahunan Puskesmas. (sumber Data adalah hasil dari suatu pengukuran atau pengamatan.
Identifikasi Masalah


Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah sedemikian rupa sehingga jelas sifatnya yang dimilikinya. Cara pengolahan data dapat secara manual, mekanikal, serta elektrikal. Setelah data tersebut diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabular, grafik dan secara tekstular, sehingga dari penyajian data tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang berbagai masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Namun sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain ; laporan-laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada, survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit, survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan, dan hasil kunjungan lapangan supervisi, dsb.



Menetapkan Prioritas Masalah


Menetapkan prioritas masalah merupakan suatu proses yang melibatkan sekelompok orang dengan mempergunakan metode tertentu dengan tujuan mengurutkan masalah yang ada menurut tingkat kepentingannya. Penetapan prioritas masalah dinilai oleh sebagian besar manajer sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat dikatakan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Selain prioritas ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan. (Reinke, 1994).
Untuk menyusun prioritas masalah ada beberapa indikator yang sering dipergunakan yaitu :
a.       Severity yaitu berat tingginya masalah yang dihadapi, serta seberapa jauh akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.
b.      Prevalence, jumlah suatu masyarakat yang terkena masalah, semakin besar maka semakin harus diprioritaskan.
c.       Rate of increase yaitu jumlah kenaikan angka penyakit dalam periode waktu tertentu.
d.      Degree of unmeet need yaitu adanya keinginan/dorongan besar dari masyarakat agar masalah tersebut dapat segera diselesaikan.
e.       Social Benefit, sejauh mana keuntungan sosial yang diperoleh dari penyelesaian masalah tersebut.
f.       Public concern, menyangkut besarnya keprihatinan masyarakat terhadap suatu masalah.
g.      Technical feasibility, ketersediaan teknologi dalam mengatasi suatu masalah.
h.      Resource availability, menyangkut ketersediaan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan suatu masalah.
i.        Political climate, besarnya dukungan politik dari pemerintah sangat menentukan besarnya keberhasilan penyelesaian masalah.

1 komentar:

  1. Casino Tycoon - Mapyro
    Casino Tycoon - Casino Tycoon is a New 파주 출장마사지 York casino in downtown New York and 아산 출장안마 within a 제주도 출장안마 15-minute 목포 출장마사지 walk of Foxwoods Casino and Mohegan 동두천 출장샵 Sun. Rating: 3.6 · ‎41 reviews

    BalasHapus